Selasa, 24 Maret 2009

Profil SOPINK UMY

“Segala yang ada di langit dan di bumi telah bertasbih kepada Allah. Dan Dialah Yang Maha Perkasa dan Bijaksana”.
“Hai orang – orang yang beriman kenapa kamu berkata saja tentang kebaikan, tetai tidak bertindak?? Amat besar kemurkaan di sisi Allah, kalau kamu hanya berkata tentang kebaikan tanpa memperbuatnya. Sesungguhnya Allah menyayangi orang – orang yang berjihad di jalan –Nya dalam barisan teratur, seolah – olah mereka bagaikan bangunan yang tersusun rapat”.Al-Qur’an surat ke-61 (As-shaff/barisan ayat 1-4)
Berangkat dari refleksi atas petikan ayat tersebut, SOPINK mulai melakukan petualangan pencarian jati dirinya. Berawal dari suatu kegelisahan atas realitasnya dan kehausan akan pengetahuan, sekawan mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UMY angkatan ’95 bersepakat membentuk sebuah kelomok diskusi yang diberi nama Solidaritas Orang Pinggiran dan Politik Kampus (SOPINK). Kelompok ini lahir pada tanggal 6 Maret 1996 dan memilih Gunawan (HI’95) sebagai koordinator umumnya.
Pada awal terbentuknya SOPINK ditujukan sebagai sarana transformasi wacana dan penunjang materi perkuliahan. Sering perjalanan waktu kegiatan dikelompok diskusi ini tidak sekedar melakukan kajian-kajian diskusi saja, lebih lanjut SOPINK sudah mulai melakukan kerja-kerja jurnalistik dengan dimunculkan Buletin DJOEANG yang ditujukan sebagai sarana pendidikan dan transformasi pengetahuan terhadap mahasiswa di UMY. Seiring perjalanan waktu keanggotaan SOPINK semakin bertambah, tercatat dalam dokumen-dokumen SOPINK sudah mencakup hampir seluruh fakultas di UMY.
“Apa arti hidup keras dalam perjuangan; sesuatu yang indah, karena tujuan dan hidup tak cuma pada kenikmatan diri, tapi pada ketidaksetiakawanan dan pengorbanan untuk sesuatu yang lebih besar: sebuah cita-cita untuk membebaskan si Tertindas”.
Berbekal atas sebuah pembacaan realitas sosial, yang kemudian disambungkan dengan ilmu pengetahuan serta refleksi Iman, SOPINK mulai menemukan karakternya bahwa teori perubahan tidak akan merubah keadaan kecuali dengan melangsungkan kerja nyata. Karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum tersebut yang merubahnya. Dalam perkembangannya, SOPINK tidak lagi hanya sekedar menjadi kelompok diskusi dan jurnalistik, tetapi sudah mulai melakukan kerja-kerja praksis dengan melakukan aksi-aksi turun ke jalan. Dimana aksi pertama SOPINK adalah penolakan terhadap invasi Zionis Israel ke tanah Palestina. Aksi tersebut semakin mempertegas SOPINK sebagai organisasi pergerakan mahasiswa sekaligus sebagai organisasi pergerakan mahasiswa yang pertama di kampus UMY, dan dari nama SOPINK diubah dari Solidaritas Orang Pinggiran dan Politik Kampus menjadi Solidaritas untuk Orang Pinggiran dan Perjuangan Kampus yang bertahan hingga sekarang.
“Pergerakan akan maju jika ditindas dan pergerakan juga akan tetap maju jika tidak ditindas. Itulah nasib tragis para penindas..”
Di tengah represif yang dilakukan oleh rezim militer Orde Baru melalui aparatus militernya, dengan melakukan pembungkaman terhadap setiap bentuk kritisisme massa dan gerakan-gerakan yang melakukan penolakan terhadap sekian kebjakan-kebijakannya, maka SOPINK dengan tegas menyatakan “MENOLAK TUNDUK MENUNTUT TANGGUNG JAWAB”. Perluasan jaringan dan komunikasi antar elemen-elemen gerakan mulai dilakukan, yang akhirnya mampu mendorong terbentuknya beberapa komite aksi di Jogjakarta seperti Mas Wiranto (Masyarakat Wirobrajan Anti Soeharto), Tetasjuangmajuyo (Komite Solidaritas Perjuangan Mahasiswa Ujung Pandang Yogyakarta) dan lain sebagainya. Kemudian lokus-lokus dari komite di Jogjakarta termasuk SOPINK, bersatu membentuk PPPY (Persatuan Perjuangan Pemuda Yogyakarta) pasca peristiwa kerusuhan 27 juli 1996. Menjelang Pemilu pada tahun 1997, PPPY melakukan aksi GEMA GOLPUT sebagai bentuk tegas penolakan terhadap akan naiknya kembali presiden Soeharto. Terpilihnya kembali Soeharto ketampuk pimpinan RI semakin menyulut PPPY untuk kerap melakukan penolakan dengan aksi-aksi massa, yang kemudian berujung dengan aksi sejuta massa yang dilakukan di alun-alun utara Yogyakarta yang pada akhirnya menumbangkan rezim Orba pada tanggal 21 Mei 1998. pasca Reformasi, PPPY bersama jaringan yang berada di Jawa, Bali dan Sumatera, sepakat melakukan pembangunan organ nasional yang akhirnya memunculkan FPPI (Front Perjuangan Pemuda Indonesia) di Kaliurang pada tanggal 28 November 2000, yang berazaskan Nasional-Demokrasi-Kerakyatan, dan saat itu SOPINK merupakan basis kampus dari Dewan Daerah FPPI IV di Jakarta Tahun 2006 menghasilkan bentuk organisasi yang menjadikan SOPINK UMY sebagai lokus dari Pimpinan Kota FPPI Yogyakarta_red
Suara rakyat adalah suara Tuhan, Menindas rakyat berarti melawan Tuhan…karena itulah mengapa sampai detik ini kita masih tetap melawan, dengan tetap melakukan kerja-kerja gerakan. Ketika realitas sosial masih jauh dari standar nilai-nilai kemanusiaan, dimana dapat dirasakan bahwa petani masih miskin, uah buruh masih rendah, pengangguran merajalela biaya pendidikan yang semakin mahal serta diperparah dengan kurikulum yang sangat tidak berpihak kepada rakyat. Praktek kapitalisasi pendidikan yang terjadi saat ini, ternyata telah membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan sistem maupun cita-cita dari sebuah pendidikan itu sendiri. Dimana pendidikan yang ada awalnya diciptakan sebagai ruang untuk membentuk karakter seorang manusia seutuhnya, yang nantinya akan mampu menyatu dengan realitas sosial, justru melenceng jauh dari apa yang diharapkan. Karena pendidikan yang kapitalistik hanya akan menghasilkan intelektual-intelektual yang apatis, apolitis, dan hedonis (tidak peduli dengan realitasnya).
Berdasarkan realitas tersebut, maka SOPINK tetap terus konsisten dalam menumbuhkan kesadaran dan keberpihakan terhadap rakyat dibenak mahasiswa. Dengan diketuai oleh kawan Deenta Julliant Sukma (HI’06) siap melangsungkan perjuangan menuju apa yang dicita-citakannya. Melalui kerja-kerja organisasi, mulai dari pengadaan diskusi rutin, seminar-seminar, bedah buku, hingga acara pemutaran film, terus dilakukan oleh SOPINK sebagai ruang untuk memperluas wacana dan pengetahuan seluruh kader khususnya dan mahasiswa UMY pada umumnya. Dalam rangka, mentransformasikan gagasannya di lingkungan kampus UMY, SOPINK juga kerap melakukan kegiatan jurnalistik yang diwujudkan dengan eksisnya media”Djoeang Moeda” sebagai koran dinding yang terbit setiap satu minggu sekali, dan juga “Buletin Djoeang” yang terbit setiap 3 bulan sekali serta “Risalah Djoeang” yang terbit per bulan. Selain itu dalam rangka memperkuat skill atau kemampuan kader, SOPINK juga melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan baik itu berupa pelatihan jurnalistik dan pelatihan pengkaderan organisasi. Disisi lain sebagai usaha untuk membangun persekawanan dan seperlawanan, kedekatan emosional sekaligus sebagai ruang refreshing, SOPINK juga melakukan kegiatan tadabur alam dalam setiap tahunnya serta melakukan kegiatan pendakian massal untuk mendapatkan fisik yang kuat dan sehat.
Mengutip ucapan Che Guevara “Ijinkan saya mengatakan, dengan resiko mungkin ditertawakan, bahwa seorang revolusiner sejati dintutut oleh perasaan cinta yang kuat. Mustahil membayangkan revolusioner sejati tanpa sifat ini”. Untuk itu membangun persekawanan dan dengan tidak lupa melawan adalah kunci utama dalam melakukan perubahan karena perjuangan dan pergerakan menjadi sangat terkait dengan rasa perasaan, spirit dan persoalan hati lainnya: entah itu semangat, keindahan, cinta dan sebagainya. Itu semua berujung kesetiakawanan, kerelaan berkorban, kedisiplinan, keberanian fisik dan kemurnian spritual. Karena dengan kawan kita berpengetahuan, dengan kawan kita ciptakan perubahan, dan ditangan pemudalan nasib bangsa dan negara ini bergantung.
Revolusi adalah PRAKTEK. Tugas pergerakan adalah menyusunan penjelasan sistematis tentang revolusi sebagai tindakan melangsungkan pembebasan. Untuk kelas tertindas oleh kelas tertindas dan dalam kontek ketertindasan masing-masing. (Manifesto FPPI).
Agenda SOPINK :
a. Diskusi
Organisasi SOPINK UMY mengadakan diskusi internal maupun public. Diskusi internal diadakan setiap minggu. Diskusi internal sering mendiskusikan tentang isu-isu kontemporer maupun apresiasi film. Dan diskusi publik pun juga sering mendiskusikan isu-isu yang kontemporer.
SOPINK UMY juga mengadakan Sekolah Kader yang diikuti oleh kader-kader SOPINK UMY yang itu bertujuan untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan kader SOPINK UMY dan sekolah kader ini bersifat saling tukar menukar informasi maupun pengetahuan yang dimiliki sesama kader.
Selain itu juga mengadakan pelatihan kader yang diikuti oleh kader-kader baru. Hal-hal tersebut bertujuan agar gagasan- gagasan yang didapatkan dapat ditransformasikan kepada mahasiswa-mahasiswa UMY.
b. Jurnalistik
Kegiatan jurnalistik ini diwujudkan dengan diterbitkanya “Djoeang Moeda” sebagai koran dinding yang terbit setiab satu minggu sekali yang isinya memuat tentang isu-isu nasional lokal maupun kampus itu sendiri yang itu bertujuan untuk mengabarkan tentang situasi yang ada pada saat itu. Kemudian SOPINK juga menerbitkan “Buletin Djoeang” dan bulletin itu diterbitkan setiap 3 bulan sekali. Serta “Risalah Djoeang” yang diterbitkan setiap bulan.
c. Aksi
Aksi SOPINK UMY dapat berbentuk demonstrasi. Aksi-aksi yang pernah dilakukan oleh SOPINK dalam satu tahun terakhir yaitu Aksi solidaritas untuk warga Sukolilo Pati, aksi GOLPUT, aksi pedagang kaki lima Boelevard UGM, aksi penggusuran kantin selatan, aksi saat wisuda, aksi Sayidan, aksi hari Pahlawan.
d. Advokasi
Bentuk-bentuk advokasi yang dilakukan SOPINK UMY yaitu seperti mengadvokasi pedagang klithikan di Mangkubumi, mendampingi pedagang kaki lima di Buelevard UGM dan yang belum lama SOPINK menjadi pelopor dalam mengadvokasi pedagang kantin selatan karena kantin selatan akan digusur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar